
SALAM BESTI
06 May 2025
Sambut Bola dan Mendampingi Ibu Hamil Risiko Tinggi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukowati Tangen (RSST) Sragen meluncurkan inovasi baru bernama Salam Besti atau Sambut Bola dan Mendampingi Ibu Hamil Risiko Tinggi saat momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 di RSST setempat, Minggu (30/6/2024). Inovasi itu lahir sebagai upaya menekan angka kematian ibu karena kehamilan risiko tinggi.
Peluncuran inovasi itu dilakukan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Wakil Bupati (Wabup) H. Suroto di halaman RSST. Launching dilakukan Bupati dengan menekan tombol pada laptop yang sudah disiapkan dan langsung terlihat tayangan pelaksanaan inovasi tersebut.
Bupati sempat membagikan hadiah dua unit sepeda di sela-sela perayaan HUT RSST dan hadiah hiburan lainnya.
Direktur RSST Sragen, dr. Wisnu Retnaningsih, saat ditemui Espos.id, Minggu, menerangkan ibu hamil risiko tinggi (risti) di wilayah Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan, dan Jenar (Singensumonar) belum dikelola oleh RSST Sragen dengan baik.
Wisnu menyampaikan beberapa waktu lalu ada satu kasus kematian ibu di Tangen karena tensi tinggi, preeklamsi, dan mengalami kejang-kejang. Dia melihat pasien ibu hamil risti itu datang ke RS sudah dalam kondisi kejang-kejang sehingga terlambat dalam penanganannya, akhirnya meninggal dunia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
Wisnu berpendapat ibu hamil risti ini kalau dikelola dengan baik dan sejak awal sudah didampingi pasti tidak sampai terjadi kasus kematian. Atas dasar kasus tersebut, Wisnu menyampaikan RSST berinisiatif melahirkan inovasi Salam Besti untuk menekan angka kematian ibu (AKI) di Sragen.
Dia menjelaskan Salam Besti ini dilakukan dengan menggandeng Puskesmas Gesi, Puskesmas Tangen, dan Puskesmas Jenar.
“Tiga puskesmas itu sudah intensif merujuk pasiennya ke RSST. Ketika kami merangkul tiga puskesmas itu maka yang dirangkul termasuk kader kesehatannya dan bidan desanya. Sejak dua pekan lalu, kami sudah menyebarkan google form kepada para kader dan bidan desa untuk mengidentifikasi ibu hamil risti,” jelas Wisnu.
Dia menerangkan di dalam google form itu ada nomor telepon ibu hamil plus kader pendampingnya. Begitu ada ibu hamil teridentifikasi risti, kata dia, maka langsung didaftarkan lewat google form.
“Sampai hari H launching Salam Besti, sudah ada 99 ibu hamil risti yang mengisi google form. Mereka ini yang diperhatikan dan didampingi selama proses kehamilan. Begitu sudah mendekati hari pesalinan dipantau. Ketika sudah masuk hari perkiraan lahir maka ibu hamil itu langsung dijemput,” ujar Wisnu.
Dia menerangkan misalnya ada ibu hamil dengan riwayat sesar maka si ibu itu tidak memungkinkan lahir normal. Dia mengatakan ibu hamil itu sudah harus dipantau, mendekati HPL dijemput, dan melaksanakan sesar di RSST.